Salah satu tempat berlibur favorit yang saya suka adalah
pengalaman ketika berlibur ke Lombok.
Kenapa saya pilih Lombok? Itu pertanyaan bagus. Begini awal ceritanya.
Awal perjalanan saya ke Lombok awalnya karena tidak sengaja
dan karena banyak dengar cerita orang yang pernah ke sana katanya Lombok itu
indah, Lombok itu bagus pantainya. Percaya nggak percaya, saya akhirnya booking
tiket pesawat ke Lombok menggunakan Garuda Indonesia. Nekat banget kan ya saya,
udah tiketnya mahal karena kala itu karena nggak ada promo kesana. Dan saya booking
tiket untuk pergi travelling modal nekat hanya karena pengen banget liat
Lombok.
Setelah itu, saya pikir nggak enak juga ya kalau pergi
travelling sendiri. Nggak ada temen ngobrol, tuker pikiran dan tuker ide.
Akhirnya saya coba-coba open posting di forum backpacker indonesia dan website couchsurfing nyari temen yang juga
pengen pergi travelling ke Lombok. Akhirnya dapat 1 orang yang merespon dari forum
backpacker indonesia yang juga ingin ke Lombok dan dapat 1 penawaran dari orang lokal bernama
pak Munawir yang bersedia menyediakan rumah nya untuk tinggal dari website
couchsurfing. Pak Munawir memiliki seorang istri dan 2 orang anak di rumah.
Lumayan lah, karena tiket pesawat sudah cukup mahal, dapet
rumah untuk tinggal gratis selama 2 malam untuk tinggal sangat membatu saya
berhemat. Kebetulan pula orang yang rumahnya kami tinggali ini memiliki mobil,
jadi kami sekalian memintanya untuk menjemput kami di bandara. Tentu saja uang
bensin kami yang tanggung.
Sampai di Lombok, kami langsung melanjutkan perjalan ke desa
Sade. Di tempat ini kami melihat penduduk asli Lombok, yaitu suku Sasak. Kami
diperkenalkan kepada kebudayaan penduduk setempat, rumah adat dan lain lain.
Ini sangat menyenangkan ketika melihat dan mendekat pada
budaya masyarakat lokal beserta belajar kearifan lokal suku Sasak. Di desa ini,
berbagai macam suvenir Lombok juga di jual. Saya bertemu dengan salah seorang
nenek yang masih produktif membuat tenun Lombok buatannya sendiri.
Tak lupa kami berfoto di depan desa Sade.
Melanjutkan perjalanan kami melanjutkan untuk ke Pantai
Kuta, Lombok. Pantainya relatif sepi dan kami hanya berfoto sejenak disana.
Kemudian kami melanjutkan ke Pantai selanjutnya, yaitu pantai Aan. Dan terkejut
dan kecewa. Karena ternyata pantainya tuh.... indah bangetttt. Terkejut dengan
keindahan pantai Aan... juga kecewa kenapa nggak dari dulu ya aku berkunjungnya
ke Lombok?
Sorenya kami lanjut
pergi ke pantai Senggigi untuk melihat sunset. Pak Munawir, driver kami
mengantar sampai ke Senggigi. Matahari rasanya hangat sekali menjelang sore.
Beberapa tikar sudah di sediakan disana untuk di sewa. Per tikar di hargai IDR
5000 saja. Murah kan?
Hari ke 2, itinerarry kami adalah ke Gili Trawangan. Menuju
Gili Trawangan, kami melewati bukit Malimbu yang indahnya juga bangettt. Kami
juga menyempatkan foto disana.
Dari bukit Malimbu, kami bisa melihat 3 gili yang terkenal
di sana, yaitu Gili Trawangan, Gili Meno, Gili Air. Kami memutuskan untuk ke
Gili Trawangan. Pak Munawir mengantarkan kami ke pelabuhan Bangsal. Untuk
menyeberang ke Gili Trawangan, kami menggunakan perahu yang bercampur dengan
tukang sayur dll. Sesak sekali. Ongkos menyeberang dari pelabuhan bangsal kala
itu adalah IDR 13,000 per orang. Itu pun antri sekali.
Perjalanan memakan waktu kurang dari 30 menit ke Gili Trawangan. Tapi semua pengorbanan terbayar. Gili Trawangan juga indah bukan main.
Dari Gili Trawangan, kami ke arah Senaru, kami ingin lihat
air terjun Tiu Kelep. Lumayan juga untuk menuju air terjun itu. Butuh
perjuangan. Melewati naik turun tangga dan terowongan seperti kanal yang
arusnya lumayan deras.
perjuangan kami terbayar sempurna. Pemandangan air
terjun itu juga bagus banget.
Sorenya kami makan sate khas Lombok, sate Rembiga. Rasanya
enak sekali. Agak agak pedas sedikit.
Hari ke 3 kami bersiap untuk kembali ke Jakarta. Pak Munawir
dan keluarganya sudah berbaik hati menjamu dan menampung kami dengan baik. Ini
adalah saya dan keluarga mereka. Terima kasih sudah banyak bercerita mengenai
kebudayaan masyaerakat Lombok. Saya sudah jatuh cinta dengan Lombok, dan berharap
kembali lagi kesana kelak