Sabtu, 17 Desember 2016

Surga itu bernama Lombok



Salah satu tempat berlibur favorit yang saya suka adalah pengalaman ketika berlibur ke Lombok.  Kenapa saya pilih Lombok? Itu pertanyaan bagus. Begini awal ceritanya.

Awal perjalanan saya ke Lombok awalnya karena tidak sengaja dan karena banyak dengar cerita orang yang pernah ke sana katanya Lombok itu indah, Lombok itu bagus pantainya. Percaya nggak percaya, saya akhirnya booking tiket pesawat ke Lombok menggunakan Garuda Indonesia. Nekat banget kan ya saya, udah tiketnya mahal karena kala itu karena nggak ada promo kesana. Dan saya booking tiket untuk pergi travelling modal nekat hanya karena pengen banget liat Lombok. 

Setelah itu, saya pikir nggak enak juga ya kalau pergi travelling sendiri. Nggak ada temen ngobrol, tuker pikiran dan tuker ide. Akhirnya saya coba-coba open posting di forum backpacker indonesia  dan website couchsurfing nyari temen yang juga pengen pergi travelling ke Lombok. Akhirnya dapat 1 orang yang merespon dari forum backpacker indonesia yang juga ingin ke Lombok  dan dapat 1 penawaran dari orang lokal bernama pak Munawir yang bersedia menyediakan rumah nya untuk tinggal dari website couchsurfing. Pak Munawir memiliki seorang istri dan 2 orang anak di rumah.
Lumayan lah, karena tiket pesawat sudah cukup mahal, dapet rumah untuk tinggal gratis selama 2 malam untuk tinggal sangat membatu saya berhemat. Kebetulan pula orang yang rumahnya kami tinggali ini memiliki mobil, jadi kami sekalian memintanya untuk menjemput kami di bandara. Tentu saja uang bensin kami yang tanggung.

Sampai di Lombok, kami langsung melanjutkan perjalan ke desa Sade. Di tempat ini kami melihat penduduk asli Lombok, yaitu suku Sasak. Kami diperkenalkan kepada kebudayaan penduduk setempat, rumah adat dan lain lain.



Ini sangat menyenangkan ketika melihat dan mendekat pada budaya masyarakat lokal beserta belajar kearifan lokal suku Sasak. Di desa ini, berbagai macam suvenir Lombok juga di jual. Saya bertemu dengan salah seorang nenek yang masih produktif membuat tenun Lombok buatannya sendiri. 


Tak lupa kami berfoto di depan desa Sade.



Melanjutkan perjalanan kami melanjutkan untuk ke Pantai Kuta, Lombok. Pantainya relatif sepi dan kami hanya berfoto sejenak disana. Kemudian kami melanjutkan ke Pantai selanjutnya, yaitu pantai Aan. Dan terkejut dan kecewa. Karena ternyata pantainya tuh.... indah bangetttt. Terkejut dengan keindahan pantai Aan... juga kecewa kenapa nggak dari dulu ya aku berkunjungnya ke Lombok?





Sorenya kami lanjut  pergi ke pantai Senggigi untuk melihat sunset. Pak Munawir, driver kami mengantar sampai ke Senggigi. Matahari rasanya hangat sekali menjelang sore. Beberapa tikar sudah di sediakan disana untuk di sewa. Per tikar di hargai IDR 5000 saja. Murah kan?

Hari ke 2, itinerarry kami adalah ke Gili Trawangan. Menuju Gili Trawangan, kami melewati bukit Malimbu yang indahnya juga bangettt. Kami juga menyempatkan foto disana.



Dari bukit Malimbu, kami bisa melihat 3 gili yang terkenal di sana, yaitu Gili Trawangan, Gili Meno, Gili Air. Kami memutuskan untuk ke Gili Trawangan. Pak Munawir mengantarkan kami ke pelabuhan Bangsal. Untuk menyeberang ke Gili Trawangan, kami menggunakan perahu yang bercampur dengan tukang sayur dll. Sesak sekali. Ongkos menyeberang dari pelabuhan bangsal kala itu adalah IDR 13,000 per orang. Itu pun antri sekali.

Perjalanan memakan waktu kurang dari 30 menit ke Gili Trawangan. Tapi semua pengorbanan terbayar. Gili Trawangan juga indah bukan main. 



Dari Gili Trawangan, kami ke arah Senaru, kami ingin lihat air terjun Tiu Kelep. Lumayan juga untuk menuju air terjun itu. Butuh perjuangan. Melewati naik turun tangga dan terowongan seperti kanal yang arusnya lumayan deras.

perjuangan kami terbayar sempurna. Pemandangan air terjun itu juga bagus banget.



Sorenya kami makan sate khas Lombok, sate Rembiga. Rasanya enak sekali. Agak agak pedas sedikit.

Hari ke 3 kami bersiap untuk kembali ke Jakarta. Pak Munawir dan keluarganya sudah berbaik hati menjamu dan menampung kami dengan baik. Ini adalah saya dan keluarga mereka. Terima kasih sudah banyak bercerita mengenai kebudayaan masyaerakat Lombok. Saya sudah jatuh cinta dengan Lombok, dan berharap kembali lagi kesana kelak





Tidak ada komentar:

Posting Komentar